Tuesday, February 3, 2009

kau istimewa II - saat kewafatan

Detik-detik Rasulullah SAW Menghadapi Sakaratul Maut

Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberikan kutbah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al Qur'an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku." Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu.
Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya.Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.

"Rasulullah akan meninggalkan kita semua,"keluh hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia.Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.

Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"

"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku."Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.

"Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu." Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku" Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesedaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita. Kerana sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka.

kau istimewa

kelmarin aku banyak melayari internet. dari harakah, berita harian, flickr ustaz azhar, tukartiub, tempurung pecah, fudzail sampai la aku google blog2 yang tak pernah aku jengah. bukan aku tak ada kerja. tapi kebetulan kerja tak banyak. perlayaran aku terhenti lama di satu blog - adibah ahmed. menurut blogger ini, beliau seorang yang open minded dan tulisan2 beliau mempersoalkan tentang nabi muhammad. senang cerita, blogger ini menghina nabi muhammad melalui tulisannya. banyak respon yang diterima mencaci dan menghina blogger ni yang diragui sama ada dia lelaki / perempuan, muslim / kafir. sekali baca memang darah aku pun menyirap tapi apa yang blh kita buat? kalau sikeparat ni (sori, aku tak sanggup hormat dengan menggunakan perkataan "beliau") kafir, memang itu saja yang dia nak. supaya orang2 yang membaca at least terdetik dan meragui nabi muhammad. memang ramai yang pasti marah tapi pasti ramai juga yang terpedaya dengan da'yah keparat ni.

sebab itu aku rasa  kita patut menyegarkan ingatan kita buat insan kamil yang bernama muhammad. kita patut menambah kasih sayang kita pada baginda. kita patut bercita-cita agar rasa cinta ini pada habiballlah mekar mewangi seumur hayat kita.
kenapa?

sirah nabi perlu kita kaji. namun salah satu peristiwa yang paling menyentuh perasaan, saat kewafatan Nabi.
saat dimana nabi diambang sakratul maut
bagaimana baginda kesakitan sehingga Jibrail sendiri tidak sanggup melihat wajah Baginda sedang sakit.
wajah manusia yang selalu berkorban demi umatnya. berhijrah meninggalkan tanah air demi daulah islamiyah
manusia yang diberi kunci akan seluruh dunia dan isinya namun tetap memilih Tuhannya
bagaimana baginda memohon agar kesakitan sakratul maut bagi seluruh umat dihimpunkan dan ditanggung oleh baginda.
bagaimana baginda masih bimbang keadaan umatnya saat baginda diambang kesakitan
ummati..
ummati..


==========================
kau istimewa
-------------------

ya Rasulallah
ya Habiballah

ya Rasulallah
sedih dan pilu mengenang kan
di saat umatmu kehilangan diri mu yang mulia
kau diberi pilihan untuk kekal di dunia
namun kau tekad memilih untuk bersama yang Esa

ya Rasullallah
tiada mungkin ku lupakan
pesanan mu yang terakhir buat muslimin dan muslimat
istiqamah dalam menunaikan solat
istiqamah dalam menunaikan solat

pemergian mu
amat sukar diterima
sedang para sahabat sukar untuk menelannya
ini lah hakikat yang kekal
buat selama-lamanya
setiap yang hidup pastikan
merasai kematian

ya Rasulallah
ya Habiballah

kau serahkan segala
demi islam yang tercinta
rela dirimu terkorban dan jua menderita
jikalau tidak kerana segala jasa-jasamu
tiada terpancar nur islam
di hati sanubari
dikau lah pejuang yang disegani

walau kini kau tiada
dirimu tetap di jiwa
kau lah Rasulallah
yang agung ya Habiballah

pesuruh Allah
kekasih Allah
ya Habiballah

pesuruh Allah
kekasih Allah
ya Nabiallah

pesuruh Allah
kekasih Allah
ya rasulallah

jikalau engkau sembah Muhammad
dia kan pergi
jikalau engkau menyembah Allah
Dia abadi


==========================
ini ialah bait2 nasyid "kau istimewa" dari album sirah junjungan. tak tahu kumpulan mana tapi aku perasan suara nazrey raihan saja. aku dapat dari video klip dalam

http://www.youtube.com/watch?v=syLIU61Wd30